
Publica.co.id – Semenjak pecah perang antara sayap militer Hamas vs Israel, nama Juru Bicara pasukan Hamas, Abu Ubaidah sangat popular, hingga anak-anak kecil Palestina pun menyebut-nyebut namanya.
Memang Abu Ubaidah kerap muncul di pemberitaan media sosial dan YouTube dg berseragam militer dan menutup wajahnya dg kafiyeh khas Palestina.
Dia kerap mengeluarkan pernyataan-pernyataan di hadapan awak media dan itu menjadi viral.
Mendengar dan membaca nama Abu Ubaidah, saya malah jadi ingat kepada Abu Ubaidah bin Jarrah r.a. Dia sahabat Nabi Muhammad saw dan saat Umar bin Khatthab sebagai Khalifah ke-2 yang disebut juga selaku Amiril Mukminin, Abu Ubaidah mendapat kepercayaan sebagai Panglima Angkatan Perang Daulat Islam Madinah.
Sebuah jurnal akademis mendiskripsikan secara singkat dalam abstraksi, siapa Abu Ubaidah dan apa andilnya dalam dunia Islam era khalifah rasyidiyah.
“Ubaidah bin jarrah r.a. salah satu sahabat kepercayaan Nabi Muhammad saw yang tidak mementingkan jabatan ataupun posisi istimewa di pemerintahan, melainkan hanya menjalankan dengan kesungguhannya sebagai umat Islam.
Abu Ubaidah bin Jarrah r.a. merupakan sahabat Nabi saw yang membawa pengaruh besar terhadap peradaban Islam dalam melakukan pembebasan wilayah di luar Arab dari cengkeraman kekuasaan Romawi Timur, sehingga menjadikan banyak daerah yang dapat dia bebaskan dan kekuasaan Islam semakin kuat.
Atas upaya dan kesungguhannya, Alloh menjanjikan Abu Ubaidah bin Jarrah r.a. sebagai salah seorang dari Assabiqunaal Awwalun (yang dipastikan masuk surga). Abu Ubaidah bin Jarrah r.a. mengajarkan pentingnya berjalan di agama Alloh dengan kesungguhan, keiklasan, tanpa kesombongan ataupun pamrih. Semua dia jalankan berdasarkan mencari keridoan Alloh semata.
Abu Ubaidah bin Jarrah dipercaya oleh Khalifah Umar bin Khattab sebagai panglima perang dalam peristiwa Yarmuk tahun 636 M. Pada peperangan melawan Romawi Timur tersebut dimenangkan oleh umat muslim, dan itu menjadi pembebasan pertamanya di luar Jazirah Arab melawan Romawi Timur.
Dengan strategi perang membagi tentaranya menjadi lima bagian, depan, belakang, kanan, kiri, dan tengah, serta karena kehebatannya sebagai panglima, beliau berhasil membunuh komandan Romawi Timur.”
Referensi lain menyebutkan, bahwa meski dalam suasana perang, Abu Ubaidah masih sempat berwasiat kepada pasukannya. Wasiatnya itu sebagaimana dikutip jernih.co sebagai berikut.
”Tetaplah kalian menegakkan shalat, berpuasa Ramadhan, membayar zakat, dan menunaikan haji dan umrah. Hendaklah kalian saling menasihati sesama kalian, menasihati pemerintah kalian, dan jangan biarkan mereka tersesat. Dan janganlah kalian tergoda oleh dunia. Walaupun seseorang berusia panjang hingga seribu tahun, dia pasti akan menjumpai kematian seperti yang kalian saksikan ini.”
(Munawar Khalil Abdullah)