
Sugiannor, S.Sos, M.AP
Jumlah penduduk Indonesia per 25 April 2022 adalah 278.752.631 jiwa, hal ini berdasarkan Elaborasi Worldometer data terbaru dari Perserikatan Bangsa-bangsa (nasional Kompas.com), hingga tidak salah Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di benua Asia.
Indonesia dikenal dengan keberagaman suku, budaya serta agamanya, oleh sebab itu bagaimana cara agar keberagaman ini tetap bisa dijaga terhindar dari berbagai macam konflik secara vertikal ataupun horizontal. Konflik yang terjadi di beberapa daerah harus menjadi pelajaran bagi kita sebagai warga negara, karena konflik hanya meninggalkan kehancuran bagi harta benda bahkan menghilangkan nyawa.
Konflik adalah fenomena sosial yang terjadi di masyarakat, sifat konflik bisa tertutup (latent) ataupun terbuka (manifest). Terjadinya konflik seiring dengan dinamika yang terjadi dalam masyarakat, terkadang konflik dapat diredam oleh berbagai pihak sehingga tidak meluas ataupun membesar, namun konflik juga bisa semakin membesar karena ketidak siapsiagaan oleh semua elemen masyarakat untuk meredam sehingga mengakibatkan kerugian besar baik materi ataupun nonmateri. Indonesia sebuah negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar berbagai macam budaya, suku, serta agama sehingga sangat rentan dengan yang namanya konflik, sejarah mencatat beberapa konflik besar yang pernah terjadi di Indonesia seperti di Ambon, Palu serta Sampit, hal demikian menjadi pelajaran kita bersama bahwa konflik adalah sebuah fenomena sosial yang mengakibatkan kerugian semua pihak, sehingga wajib hukumnya untuk menghindari konflik ini, penanggung jawab keamanan dan ketertiban memang dilakukan oleh pemerintah tetapi sebenarnya kesadaran masyarakatlah yang paling diutamakan saat ini, ketika konflik sara dan agama sudah dapat dihindari, tetapi yang miris terjadi saat ini adalah konflik melalui media sosial yang berujung pada penyerangan antara satu pihak masyarakat/ pemuda kepada kelompok masyarakat/pemuda lainnya.
Lalu muncul sebuah pertanyaan pada benak kita apa yang seharusnya kita lakukan sebagai bagian dari masyarkat yang heterogen ini agar konflik itu dapat dihindari. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta para tokoh masyarakat dan juga para masyarakat itu sendiri sangat perlu melakukan komunikasi dan penyuluhan-penyuluhan tentang bahaya konflik yang mengakibatkan kerugian semua pihak, serta terus digalakkannya sosialisasi untuk mengindari konflik antar masyarakat sehingga terciptanya masyarakat yang aman dan tentram yang menjadi dambaan semua pihak.
Sifat pluralism perlu ditanamkan pada diri setiap manusia agar sikap saling menghargai dapat terpupuk dalam jiwa dan sanubari setiap masyarakat yang ada pada saat ini, sehingga api kecil yang bisa mengakibatkan konflik dapat dipadamkan dengan cepat melalui sikap saling menghargai serta menghormati, dari seorang KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur kita bisa belajar bagaimana beliau bisa menghargai dan menghormati semua manusia yang hidup walupun berbeda agama, suku serta budaya sehingga dari ajaran pluralism yang beliau ajarkan bukan hanya melalui ucapan tetapi dipraktekkan secara langsung semua orang merasa dihargai sehingga rasa penghargaan yang didapat didalam diri manusia dia akan ada rasa hormat dan kasih sayang yang tercipta.
Sikap pluralism ini bukan ajaran manusia tetapi semua agama mengajarkan hal yang demikian agar terciptanya kedamaian bagi semua umat manusia,
Kembali lagi ke Indonesia yang terdiri dari berbagai macam budaya, suku dan agama ada beberapa kiat yang bisa kita laksanakan agar sebuah konflik dapat di hindari atau bahkan ditinggalkan:
Preventif adalah sebuah upaya pencegahan sebelum terjadinya sebuah masalah, hal demikian harus dilakukan karena kita sebagai manusia bisa menyadari apabila tidak dilakukan sikap preventif maka akan terjadi sebuah masalah ataupun konflik, hal ini dilakukan oleh diri sendiri ataupun sebuah kelompok.
Refresif adalah sebuah tindakan yang dilakukan setelah terjadinya sebuah masalah, hal ini dilakukan agar sebuah masalah yang kecil dapat diselesaikan sebelum masalah yang lebih besar muncul
Kuratif ini adalah sebuah usaha untuk mengatsai konflik dengan menanggulangi dan mengatasi dampak yang di akibatkan oleh masalah yang sedang berlangsung seperti mencari penyebab utama sebuah masalah, mencari solusi yang tidak merugikan kedua belah pihak, melakukan mediasi dengan adanya mediator serta melakukan upaya hukum apabila tidak didapat diatasi.
Menghindari konflik adalah sebuah bagian dari upaya bela negara, kita jangan berpikir bela negara adalah dengan tindakan angkat senjata ataupun tindakan fisik lainnya, tetapi sikaf bela negara bisa dilaksanakan oleh siapa saja bukan hanya militer tetapi kita sebagai masyarakat biasa bisa melaksanakannya, setiap element masyarakat mempunya andil dalam sikap bela negara sesuai dengan profesi masing-masing.
Pengamalan nilai-nilai yang terkandung dalam 4 pilar kebangsaan juga menjadi bagian penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan negara Republik Indonesia agar terhindar dari konflik secara sosial ataupun antar pribadi sebagai anak bangsa.
Kita sebagai warga negara yang baik harus menghayati setiap butir-butir yang terkandung dalam pancasila yang menjadi falsafah negara kita, mentaati Undang-Undang, menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia serta Bergotong Royong dalam hal kemajuan secara bersama-sama,
Peran serta semua elemen masyarakat sangat diperlukan agar bahaya laten konflik dapat ditangkal sedini mungkin, kita sadar negara ini adalah negara yang besar jadikan masyarakat Indonesia sebagai contoh didunia bahwa kita bisa menjadi ikon dalam keberagaman budaya, suku dan agama namun tetap satu dalam bingkai Garuda. sehingga bangsa lain menjadikan Indonesia sebagai contoh Rill yang nyata bahwa perbedaan bukanlah sebuah permusuhan tetapi perbedaan adalah anugrah terbesar yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada Republik ini.
Mari jaga keragaman yang ada di Indonesia dengan menghindari konflik, dengan slogan” Bersatu Kita Teguh Bercerai Kita Runtuh”.
Penulis adalah Dosen Program Studi Administrasi Publik FISIP ULM